• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
  • Surel
Universitas Gadjah Mada Wisata Halal
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang Kanal
  • Forum Diskusi
  • Unduhan
  • Kontak Kami
  • Beranda
  • Pos oleh
Pos oleh :

Fatkurrohman

Peluang dan Tantangan Wisata Halal di Yogyakarta

Artikel Kamis, 4 Oktober 2018

Bulan Desember merupakan bulan puncak wisata di Indonesia khususnya di Yogyakarta. Hal ini karena di bulan ini ada momen liburan panjang yakni natal dan tahun baru. Yogyakarta sebagai kota wisata tentu tidak akan menyia-nyiakan momen ini. Terkait dengan wisata, ada ruang kosong yang perlu dikembangkan oleh pemerintah provinsi DIY untuk mengembangkan wisata halal. Wisata halal mulai berkembang dengan pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Islam dunia. Pertumbuhan ekonomi yang sangat dinamis di level internasonal menjadi salah satu faktor pendorong berkembangnya wisata halal di kota Yogyakarta. Untuk implementasi wisata halal, kita akan melihat peluang dan tantangan pengembangan wisata halal di Yogyakarta. lihat selengkapnya

Yogyakarta sebagai Destinasi Wisata Belanja Muslim Fashion: Potensi dan Prospek

Artikel Rabu, 3 Oktober 2018

Perkembangan ekonomi global menjadikan sektor bidang pakaian menjadi sumber ekonomi yang patut dipertimbangkan menjadi sebuah peluang bisnis di industri wisata. Menurut Laporan State of the Global Islamic Economy Report tahun 2016-2017, selain wisata kuliner halal, sektor busana muslim atau fashion muslim menjadi sebuah peluang dalam pengembangan pariwisata halal. (Thomson Reuters dan Dinar Standard, 2016). Adanya kebutuhan wisatawan muslim terhadap dunia fashion, membuat designer-designer luar berusaha untuk menciptakan segmen pakaian yang bisa ramah dengan wanita muslim seperti yang dilakukan oleh Dolce dan Gabbana serta H&M. Mencermati laporan terbaru State of Global Islamic Economy Report 2016-2017, belanja Muslim global untuk pariwisata mencapai 151 miliar dolar AS pada tahun 2015 (Alamsyah, 2018). Pasar consumer muslim ada di beberapa Negara seperti Turkey ($25,71), United Arab Emirates ($20,63), Nigeria ($16,13), Saudi Arabia ($15,32), Indonesia ($13,28), Rusia ($11,38), Pakistan ($11,14), Mesir ($10,88), Iran ($10,16) dan India ($10,12). (Thomson Reuters dan Dinar Standard, 2016). lihat selengkapnya

Kuliner Halal menjadi Preferensi Wisatawan Mancanegara Muslim di Indonesia

Artikel Rabu, 3 Oktober 2018

Aspek yang paling penting dalam suatu perjalanan bagi muslim adalah ketersediaan hidangan Halal (Dinar standard, 2012). Makanan dan minuman yang bersertifikat halal dari MUI yang dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menjadi elemen yang penting bagi wisatawan khususnya wisatawan muslim. Sertifikat Halal menjadi tolok ukur wisatawan muslim bahwa makanan dan minuman yang mereka konsumsi dijamin kehalalan baik terkait bahannya, pengelolaannya, maupun penyajiannya (Jaelani, 2017). Sebuah destinasi wisata halal harus menyediakan makanan halal disamping menyediakan akses yang mudah untuk beribaadah dan akomodasi serta layanan yang berstandar syariah. Namun demikian, masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah beragama Muslim masih sulit ditemukan makanan yang bersertifikat halal, bahkan hanya 3 persen saja gerai atau restoran yang bersertifikat halal (Paramitha, 2018). Halal merupakan konsep yang berasal dari Bahasa Arab yang berarti sesuatu yang diizinkan atau tidak terikat. Istilah tersebut yang kemudian menjadi Hukum Islam. Hala dimaknai sebagai Sesutu yang diperbolehkan oleh agama. Halal artinya “lawful” atau “diizinkan”. Menurut ajaran dalam Al-Quran dan Sunnahnya menyerukan Muslim harus makan makanan yang memang diperbolehkan dan menghindari makanan yang tidak diperbolehkan seperti darah, babi dan makanan-makanan sejenisnya. Pada perkembangannya, kehalalan tersbeut bukan hanya lagi mengenai budaya atau agama, akan tetapi sudah menjadi bagian dari pasar global untuk memperluas segmentasi pasar consumer khususnya di bidang wisata kuliner. (Fischer, 2011) Potensi muslim consumers diperkirakan akan mencapai 3,7 milyar sebelum tahun 2019 (Nirwandar, 2015) lihat selengkapnya

Wisata Halal dalam Perspektif Al-Quran dan Hadist

Artikel Rabu, 5 September 2018

Globalisasi yang ditadai dengan perubahan teknologi di bidang komunikasi, informasi dan teknologi begitu sangat cepat. Kondisi ini memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan pariwisata dunia. Perkembangan yang masif di sektor pariwisata khususnya wisata halal layak untuk dicermati dengan baik. Keberadaan wisata halal merupakan sebuah keniscayaan di tengah dinamika perkembangan di sektor pariwisata. Terminologi wisata dalam konteks Islam diperbolehkan sepanjang tidak keluar dari aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT. Maka dalam konteks ini, pijakan wisata menurut Islam harus berpijak pada Al-Quran dan Hadist. Pijakan yang kuat terhadap Al-Quran dan Hadist akan membawa dampak yang signifikan bagi pertumbuhan dan perkembangan wisata halal dunia khususnya di Indonesia. Yogyakarta sebagai salah satu destinasi wisata halal dari 10 destinasi yang ditentukan oleh Kementrian Pariwisata memiliki potensi yang besar untuk menarik wisatawan Islam khususnya dari Malaysia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta (Fatkurrohman, 2017).  Untuk memahami terkait dengan wisata halal, maka perlu pemahaman yang baik terkait dasar-dasar hukum yang menyangkut wisata halal baik yang ada dalam Al-Quran maupun yang ada dalam Hadist. Esensi wisata halal adalah wisata yang diperbolehkan oleh Allah SWT karena ada unsur untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Untuk itu ketika kita akan memutuskan berwisata, maka hal yang penting bagi orang Islam untuk lebih mengutamakan wisata halal daripada wisata konvensional. Pilihan ini tidak bisa dilepaskan dari bahwa Islam memiliki konsep-konsep yang mengedepankan brotherhood and socioeconomic justice (Samori, et.al, 2016). Dalil-dalil terkait dengan wisata halal bisa kita lihat dalam Al-Quran dan Hadist. lihat selengkapnya

Konsep dan Ruang Lingkup Wisata Halal

Artikel Kamis, 23 Agustus 2018

Wisata halal merupakan konsep yang relatif baru dalam kajian pariwisata dewasa ini. Banyak wisatawan merasa canggung dengan hadirnya konsep wisata halal yang mengedepankan nilai-nilai Islam. Tetapi, jika dicermati lebih mendalam, wisata halal bukan sebuah monster yang menakutkan bagi wisatawan karena wisata halal bisa dikatakan hanya melengkapi wisata konvensional yang telah ada. Posisi wisata halal adalah semacam alternatif bagi wisatawan Islam yang ingin mendapatkan tidak hanya kebutuhan wisata, tetapi juga kebutuhan spritual. Wisata halal, tidak hanya milik wisatwan Islam saja, wisatwan non-Islam juga diperbolehkan untuk menikmati wisata halal. Dalam konteks perkembangan pariwisata halal, kita bisa telusuri bahwa perkembangan wisata halal tidak bisa dilepaskan dari wisata religi, wisata syariah dan kemudian berkembang menjadi wisata halal (Fatkurrohman, 2017). Proses perkembangan itu bisa dilihat dalam gambar berikut ini. lihat selengkapnya

Login

Masuk

Daftar Kehilangan Kata sandi
Universitas Gadjah Mada

Wisata Halal Universitas Gadjah Mada
Program Studi Diploma 3 Kepariwisataan
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada
Sekip Unit 1 Catur Tunggal Depok Sleman,
Yogyakarta 55281
fatkur@ugm.ac.id
+62 (274) 582406
+62 (274) 589750

Topik terbaru

  • Apakah wisata halal justru membatasi hadirnya wisatawan asing ke Indonesia

Sosial Media

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • RSS FEED

© 2018 Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju